Senin, 17 Mei 2010
kontrasepsi IMPLAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( Maryani, H., 2003 cit. The Boston’s Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)
Norplant (Maryani, H., 2003) sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga digunakan untuk menyebut implantDi beberapa daerah, implant biasa disebut dengan susuk. Indonesia merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang dimulai pada 1987. Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai referensi mengenai efek samping dan permasalahan yang muncul sebagai akibat pemakaian norplant. Pada 1993, pemakai norplant di Indonesia tercatat sejumlah 800.000 orang.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat;oleh karena itu,hanya petugas klinik yang terlatih(dokter,bidan,dan perawat)yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Implan?
2. Bagaimana Penggunaan Implan di Indonesia?
3. Seberapa besar perhatian masyarakat dalam menggunakan Implan?
4. Apa indikasi dan Kontra Indikasi dari Implan?
5. Bagaimana tekhnik penggunaan Implan?
6. Apa keterbatasan dari Implan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari Implan sehingga wanita bisa menentukan pilihannya
2. Memberi pengetahuan bagi Wanita cara penggunaan Implan
3. Mengurangi Kesalahan dalam pengguanaan Implan
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Implan
Implan adalah suatu peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi suatu bagian biologis. Permukaan implan yang kontak dengan tubuh bisa terbuat dari bahan biomedis seperti titanium, silikon, atau apatit ataupun bahan lain tergantung pada fungsinya. Pada kasus tertentu implan mengandung perangkat elektronik seperti jantung buatan. Beberapa implan bersifat bioaktif, seperti perangkat transfer obat dalam bentuk pil yang dapat diimplan.
2.2. Indikasi dan Kontraindikasi Implan
Indikasi
• Wanita dalam usia reproduksi
• Telah atau belum memiliki anak
• Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
• Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
• Pascapersalinan dan tidak menyusui
• Pascakeguguran
• Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
• Riwayat kehamilan ektopik
• Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
• Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
• Sering lupa menggunakan pil
Kontraindikasi
• Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, strok, lever, darah tinggi dan kencing manis.
• Pendarahan Vagina tanpa sebab.
• Wanita dalam usia reproduksi
• Telah atau belum memiliki anak
• Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
• Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
• Pascapersalinan dan tidak menyusui
• Pascakeguguran
• Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
• Riwayat kehamilan ektopik
• Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
• Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
• Sering lupa menggunakan pil
• Hamil atau diduga hamil
• Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
• Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
• Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
• Miom uterus dan kanker payudara
• Ganguan toleransi glukosa
Peringatan khusus bagi Pengguna Implan
• Terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan
• Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
• Terjadi perdarahan banyak dan lama
• Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi (pemasangan)
• Ekspulsi batang implan
• Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berta, atau penglihatan menjadi kabur
2.3. Efektifitas Implan
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c. Mengurangi transportasi sperma
d. Menekan ovulasi
e. 99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
2.4. Keuntungan dan Kelemahan Implan
Keuntungan
Keuntungan Kontrasepsi
• Daya guna tinggi
• Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Bebas dari pengaruh estrogen
• Tidak menggangu kegiatan senggama
• Tidak menggangu ASI
• Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
• Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuha
Keuntungan Nonkontrasepsi
• Mengurangi nyeri haid
• Mengurangi jumlah darah haid
• Mengurangi/memperbaiki anemia
• Melindungi terjadinya kanker endometrium
• Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
• Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
• Menurunkan angka kejadian endometriosis
Kelemahan
Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Susuk KB/Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih. Dapat menyebabkan pola haid berubah. Pemakai tidak dapat menghentikan pemakainnya sendiri
2.5. Keluhan dan Efek Samping
Keluhan
a. Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual, pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
b. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
c. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
d. Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
e. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsy
f. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun)
g. Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi.
h. Hematoma/pembekakan dan nyeri.
Efek Samping
Gangguan siklus haid.
Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi.
Hematoma/pembekakan dan nyeri.
Pusing, mual (jarang terjadi).
Perubahan berat badan.
2.6. Pencegahan Infeksi dalam Pemasangan dan Pencabutan Implan
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan,petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi.Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
• Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal(sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik).langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien sangat kurang
• Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.Untuk pemasangan dan pencabutan batang,cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
• Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT.(Gunakan sepasang sarung tabgan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
• Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
• Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan,dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%.Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin.9Setelah pemasangan,pisahkan plunger dari trokar.Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar.Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
• Kain operasi (drape)harus dicuci sebelum digunakan kembali.Setelah dipakai,taruh pada wadah kering dan bertutup
• Dengan tetap memakai sarung tangan,buang bahan-bahan terkontaminsi(kassa,kapas,dll)kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor.Jarumdan alat suntik sekali pakai(disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
• Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
2.7. Pemasangan Implan
Persiapan
Penting bahwa alat dalam kondisi yang baik(misalnya,trokar dan skalpel harus tajam).Selain itu,periksa semua alat dan bahan lain telah disterilisasi atau diDTT.Batang implan tersimpan dalam kemasan steril,beralas kertas,dan terlindung dari panas.Alkol tsb akan tetap steril untuk 3 tahun selama tidak rusak dan tidak disimpan ditempat yang lembab dan panas.
Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi,pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme didaerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant.
Peralatan dan Instrument
• Meja periksa untuk berbaling klien
• Alat penyangga lengan (tambahan)
• Batang implan dalam kantong
• kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi)m serta mangkok untuk tempat meletakkan implan Norplant.
• Pepasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat tinggi)
• Sabun untuk mencuci tangan
• Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya),lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
• Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
• Semprit(5-10ml),dan jarum suntik (22G)ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
• Trokar 10 dan madrin
• Skalpel 11 atau 15
• Kassa pembalut,band aid,atau plester
• Kassa steril dan pembalut
• Epinefrin untuk renjatan anafilaktik(harus tersedia untuk kaperluan darurat)
• Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
• Bak/tempat instrumen (tertutup)
Penerangan Kepada Klien
1. Bimbing dan berikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang keterangan yang telah diberikan dan tentang apa yang akan dilakukan pada dirinya.
2. Peragakan peralatan yang akan digunakan serta jelaskan tentang prosedur apa yang akan dikerjakan.
3. Jelaskan bahwa klien akan mengalami sedikit rasa sakit saat penyuntikan zat anestesi local, sedangkan prosedur insersinya sendiri tidak akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Prinsip-prinsip dan tata cara pemasangan dan pencabutan implan secara umum adalah sama, baik implant yang menggunakan dua batang (Indoplan), maupun satu batang (Implanon)
5. Tenteramkan hati klien setelah tindakan insersi
Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilakan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir, serta mebilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektifitas antiseptic tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga keberhasilan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien dan penyangga lengan atau meja samping bila ada.
Langkah 3
Persilakan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja smaping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinisi untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat didalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemesan steril dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkok steril. Bila tidak ada mangkok steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkok yang didisfeksi tingkat tinggi (DTT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilhan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DTT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DTT.
Tindakan Sebelum Pemasangan
Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang)
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptic. Gunkan klem steril atau DTT untuk memegang kasa antiseptic. (Bila memegang kasa berantiseptik hanhya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak dteril). Mulai mengusap dari tempat yang kan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sekitar 2 menit sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptic yang berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada gunakan kain penutup yang mempunyai lubang untukmenutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi (1 % tanpa Epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implant.
Langkah 7
Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi (yang terdekat dengan siku). Kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk kedalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit (subdermis) sekitar 4 cm. hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obta anestsei sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul
Pemasangan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau scalpel (pisau bedah)untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang scalpel dengan sudut 45, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat inisisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda 1 dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setipa kapsul. Tanda 2 dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap keatas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit (2-3 mm dari akhir ujung tajam). Masukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas, sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati kearah tanda 1 dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat di raba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancer bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1), cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul di ambil dengan tangan, pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau partikel lain. (untuk mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukkan ke dalam trokar, letakkan satu tangan di bawah kapsul untuk menangkap bila kapsul tersebut jatuh)
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul kea rah ujung trokar sampai terasa tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa. (Akan terasa tahanan pada saat sekitar setengah bagian pendorong masuk ke dalam trokar)
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangan untuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kea rah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda (2) harus terlihat di tepi luka inisisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul sudah keluar seluruhya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari ujung trokar untuk menghindari potongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar kea rah lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu, mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang jari-jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya.
Bila tanda (1) sudah tercapai, masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya (langkah 5-9) sampai seluruh kapsul terpasang.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya untuk mengurangi risiko infeksi atau ekspulsi, pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka insisi (sekitar 5 mm). Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat inisisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan perdrahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa berantiseptik.
Pemasangan Implan Jadena
Pemasangan Implan Jedena dan Indoplant sama dengan pemasangan Norplant hanya berbeda dalam jumlah kapsul yang dipasang yaitu hanya kapsul, kapsulnya lebih panjang dan pemberian obat anestesi cukup 1-2 ml (1 % tanpa Epinefrin)
Pemasangan Implan Implanon
Inserter yang digunakan telah berisi 1 buah kapsul di dalamnya hanya untuk satu kali pakai. Kemasan inserter tersebut menyerupai alat suntik.
Langkah 1
Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptic.
Langkah 2
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipatan siku pada bagian dalam lengan di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan membuat garis sepanjang 6-8 cm
Langkah 3
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 2 ml obat anestesi (1 % tanpa Epinefrin) dan suntikkan tepat di baeah kulit sepanjang jalur tempat pemasangan. Pemberian anestesi juga dapat dilakukan dengan senprotan.
Langkah 4
Keluarkan inserter dari kemasannya. Regangkan kulit di tempat pemasangan dan masukkan jarum inserter tepat di bawah kulit sampai masuk seluruh panjang jarum inserter. Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat jarum inserter ke atas, sehingga kulit terangkat.
Langkah 5
Lepaskan segel inserter dengan menekan penopang pendorong inserternya.
Langkah 6
Putar pendorong inserter 90 derjat atau 180 derajat dengan mempertahankan pendorong inserter tetap diatas lengan.
Langkah 7
Dengan tangan yang lain secara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap mempertahankan penopang inserter di tempatnya.
2.8. Pencabutan Implan
Metode Pencabutan
Metode pencabutan untuk implant Norplant, Jadena, Indoplant maupun Implanon sama hanya berbeda dalam jumlah kapsul yang terpasang.
Metode standart pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul telah digunkan sejak awal 1980-an. Dibandingkan pemasangan, pencabutan lebih memerlukan kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu yang lama dan lebih banyak perdarahan dibandingkan pada waktu pemasangan.
Persiapan Bahan dan Peralatan
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalam kondisi baik (misanya klem harus dapat menjepit dengan kuat dan scalpel harus tajam). Periksa alat-alat dan bahan yang akan di pakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan untuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
Meja periksa untuk tempat tidur klien
Penyangga lengan atau meja samping
Sabun untuk mencuci lengan
Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering
Tiga mangkok steriil atau DTT (satu untuk larutan antiseptic, satu tempat air mendidih atau steril yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi larutan Klorin 0,5 % ntuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut)
Sepasang sarung tangan steril
Larutan Antiseptik
Anestesi local Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan panjang 25-4 cm (nomor 22)
Skalpel (pisau bedah)
Klem lengkung dan lurus
Band aid atau kasa steril dengan plester
Kasa pembakut
Epinefrin untuk syok anafilatik (harus tersedia untuk keadaaan darurat
Konseling Sebelum Pencabutan
Sebelum mencabut kapsul, ajak klien berbicara tentang alasannya ingin mencabut dan jawab semua pertanyaannnya. Tanyakan pada klien tentang tujuan reproduksinya (misalnya : apakah kilen ingin mengatur jarak kehamilan atau membatasi kelahiran). Terangkan secara ringkas proses pencabutan dan apa yang dapat diharapkan selama dan sesudah pencabutan.
Penatalaksanaan Umum
Pencabutan yang mudah bergantung pada pemasangan yang benar. Proses pencabutan umunya lebih lama dari proses pemasangan biasanya antara 10-20 menit. Bila kapsul terpasang dengan benar akan lebih mudah mencabutnya. Menentukan lokais kapsul lebih dulu dengan meraba tanpa menggunakan sarung tangan akan sangat membantu untuk proses pencabutan. Banyak kilnisi memilih untuk memberi tanda dengan spidol pada setiap posisi kapsul. Usap lengan klien dengan larutan antiseptic sebelum menyuntikkan anestesi local. Anestesi local harus disuntikkan di bawah ujung kapsul dekat tempat insisi suntikan di atas kapsul akan membuat kapsul sulit diraba. Pada umumnya hanya satu insisi kecil yang diperlukan untuk mencabut seluruh kapsul. Panjang insisi tidak boleh lebih dari 4 mm. di mana insisi dilakukan bergantung pada posisi implant dan metode pencabutan yang kan digunkan, metode standar atau teknik “U”.
Kapsul pertama yang dicabut harus yang paling mudah dicapai (misalnya paling dekat dari insisi atau paling mudah diraba). Bila 1 atau 2 kapsul terakhir sulit dicabut, jangan paksakan untuk mencabutnya. Bila seluruh 6 kapsul tidak dapat dicabut dalm 20-30 menit, hentikan pencabutan. Klien harus diberi metode kontrasepsi pengaman (bila klien menginginkan) dan minta dating kembali setelah luka inisisi sembuh (sekitar 4-6 minggu) untuk pencabutan kapsul yang tersisa. (Bila kapsul yang tersisa tersebut teraba, lakukan foto dengan sinar X atau Ultrasound untuk menentukan lokasinya). Klinisi harus bekerja dengan halus, hati-hati dan sabar. Sebelum memulai tindakan, periksa untuk memastikan bahwa klien tidak alergi terhadap obat anestesi.
Persiapan Sebelum Tindakan
Langkah 1
Persilahkan klien untukmencuvi seluruh lengan dan tangan dengan sabun dan air yang mengalir, serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun ( sisa sabun menurunkan efektifitas antiseptik tertentu). Langkah ini sangat penting bila higiene klien buruk ( kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan pennyakit).
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien ( dan penyangga lengan atau meja samping, bila digunakan ) dengan kain bersih yang kering.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang jarang digunakan ( misalnya lengan kiri ) diletakkan pada lengan penyangga atau meja samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai oleh klinisi untuk memudahkan pencabutan.
Langkah 4
Raba keenam kapsul untuk menentukan lokassinya. Untuk menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan) ujung kapsul dekat dengan lipatan siku. Bila tidak dapat meraba kapsul, lihat lokasi pemasangan pada rekam medik klien.
Petunjuk: untuk memudahkan meraba kapsul, basahkan sedikit ujung jari dengan air sabun atau larutan antiseptik seperti Savlon atau Betadine. Dengan cara ini dapat menghilangkan gesekan antara ujung jari klinisi dengan kulit klien sehingga kapsul lebih mudah diraba.
Langkah 5
Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda pada kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan spidol.
Langkah 6
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat didalamnya.
Tindakan Sebelum Pencabutan
Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
Langkah 4
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa tersebut. (Bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan , hati-hati jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi kearah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yang berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada gunakan kain (doek) lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut haru cukup lebar untuk memaparkan lokasi kapsul, dapat juga dengan menutupi lengan dibawah tempat kapsul dipasang dengan menggunakan kain steril (pilihan lain adalah dengan menggunakan kain yang telah didekontaminasi, dicuci dan dikeringkan di udara atau dengan mesin pengering).
Langkah 6
Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
Langkah 7
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi (1 % tanpa Epinefrin). Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil dibawah kulit. Masukkan jarum secara hati-hati dibawah ujung kapsul pertama sampai lebih kurang sepertiga panjang kapsul (1cm), tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikkan obat anestesi (kira-kira 0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul.
Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke bawah kapsul berikutnya. Ulangi proses ini sampai seluruh ujung keenam kapsul terangkat. Jangan menyuntikkan obat anestesi di atas kapsul karena akan membuat jaringan menjadi oedem sehingga kapsul sulit diraba. Bila perlu dapat ditambahkan lagi anestesi, selama berlangsungnya proses pencabutan.
Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Tindakan Pencabutan Kapsul
Metode Standar
Langkah 1
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul (dekat siku), kira-kira 5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang berada dibawah insisi lama (hal ini untuk mencegah terpotongnya kapsul saat melakukan insisi).
Langkah 2
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil lebih kurang 4mm dengan menggunakan skalpel. Jangan membuat insisi yang besar.
Langkah 3
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat tempat insisi.
Langkah 4
Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung (mosquito atau Crile) dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut.
Langkah 4A
Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke kulit, teruskan sampai berada dibawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi sampai ujung keenam kapsul seluruhnya bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya (mudah digerakkan).
Langkah 4B
Dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan (fiksasi)kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem lengkung (lengkungan jepitan mengarah kekulit), sampai berada dibawah ujung kapsul, jepit kapsul didekat ujungnya (5 sampai 10 mm) dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka insisi.
Langkah 5
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakai kassa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul. Cara lain, bila jaringan ikat tidak bisa dibuka dengan cara menggosok-gosok pakai kassa steril, dapat dengan menggunakan skalpel secara hati-hati. Untuk mencegah terpotongnya kapsul, gunakan sisi yang tidak tajam dari skalpel waktu membersihkan jaringan ikat yang mengelilingi kapsul.
Langkah 6
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bila kapsul sulit dicabut, pisahkan secara hati-hatisisa jaringan ikat yang melekat pada kapsul dengan menggunakan kassa atau skalpel.
Langkah 7
Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut. Gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul mberikutnya.
Metode Pencabutan Teknik “U”
Klem yang dipakai mencabut kapsul pada teknik “U”, merupakan modifikasi klem yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi 2,2 mm.
Untuk menggunakan teknik ini, raba tempat pencabutan secara hati-hati untuk menentukan dan menandai kapsul. Selanjutnya cuci tangan dan pakai sarung tangan st5eril atau DTT. Usap lengan dengan larutan antiseptik dan suntikkan obat anestesi lokal seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Langkah 1
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 lebih kurang 5 mm dari ujung kapsul dekat siku.
Langkah 2
Buat insisi kecil (4 mm) memannjang sejajar di antara sumbu panjang kapsul dengan menggunakan skalpel.
Langkah 3
Masukkan ujung klem pemegang implant Norplant secara hati-hati melalui luka insisi.
Langkah 4
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul.
Langkah 5
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul lebih kurang 5 mm di atas ujung bawah kapsul. Satelah kapsul terjepit, tarik ke arah insisi (1) dan balikkan pegangan klem 180º ke arah bahu klien (2) untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Langkah 6
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok menggunakan kassa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut. Bila tidak bisa dengan kassa, boleh menggunakan skalpel.
Langkah 7
Gunakan klem lengkung (mosquito atau Crile) untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem pemegang Norplant dan cabut kapsul dengan pelan-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang telah dicabut dalam mangkuk kecil yang berisi klorin 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
Kapsul akan keluar dengan mudah karena jaringan ikat tidak melekat pada kapsul. Bila kapsul tidak bisa keluar dengan mudah, bersihkan kembali jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok pakai kassa atau sisi yang tidak tajam dari skalpel.
Langkah 8
Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling mudah dicabut. Gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya.
Kapsul Yang Sulit Dicabut
Kadang-kadang satu atau beberapa kapsul sulit dicabut. Sebagai contoh, meskipun jaringan parut telah terpotong secara tumpul, ujung kapsul tidak dapat di dorong mendekati luka insisi atau kapsul dipasang terlalu dalam (misalnya ke dalam jaringan subkutan atau jaringan lemak). Bila ini terjadi, teknik “U” dapat digunakan untuk mencabut kapsul tersebut. Cara lain ikuti langkah-langkah di bawah ini untuk mencabut kapsul.
Langkah 1
Raba kedua ujung kapsul dengan jari teluntuk dan jari tengah. Letakkan jari tengah pada ujung kapsul yang dekat bahu dan jari telunjuk pada ujung kapsul yang dekat siku, kemudian dorong kapsul sedekat mungkin kearah insisi.(Gambar 20-40)
Langkah 2
Masukkan klem lengkung ke dalam luka insisi sampai ujung jepitan klem berada dibawah kapsul lengan kedua jari tetap menekan ujung-ujung kapsul untuk memfiksasi.
Langkah 3
Jepit kapsul dari bawah dengan klem lengkung.
Langkah 4
Jangan mencoba untuk menarik kapsul keluar oleh karena ujung klem yang sekarang masuk kedalam luka insisi lebih kurang 1 sampai 2 cm. Lebih baik sambil meneruskan mendorong ujung kapsul kearah insisi, balikkan (flip) pegangan klem 180º kearah bahu klien dan kemudian pegang klem dengan tangan yang berlawanan.
Langkah 5
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan menggosok-gosok pakai kassa steril untuk memaparkan ujung kapsul. Cara lain bila jaringan ikat tidak bisa dibuka dengan menggosok-gosok pakai kassa steril dapat menggunakan skalpel.
Langkah 6
Setelah jaringan ikat yang mengelilingi kapsul terbuka, gunakan klem kedua untuk menjepit kapsul yang terpapar. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul dengan klem kedua.
Langkah 7
Sisa kapsul lain yang “sulit dicabut”, dapat dicabut dengan menggunakan teknik yang sama. Bila perlu dapat ditambahkan lagi anestesi lokal untuk mencabut sisa kapsul.
Metode Pencabutan Teknik “Pop Out”
Untuk menggunakan teknik ini, raba tempat pencabutan secara hati-hati untuk menentukan dan menandai kapsul. Selanjutnya cuci tangan dan pakai sarung tangan steril atau DTT. Usap lengan dengan larutan antiseptik dan suntikan obat anestesi lokal.
Langkah 1
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang lokasinya terletak ditengah-tengah dan yang mempunyai jarak yang sama dengan ujung kapsul lainnya. Dorong ujung bagian atas kapsul (dekat bahu klien) yang telah dipilih tadi dengan menggunakan jari. Pada saat ujung bagian bawah kapsul (dekat siku) tampak jelas dibawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) di atas ujung kapsul dengan menggunkan skalpel.
Langkah 2
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
Langkah 3
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Langkah 4
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah kapsul terpapar keluar.
Langkah 5
Tekan sedikit ujung atas kapsul (dekat bahu) sehingga kapsul muncul (pop out) pada luka insisi dan dengan mudah dapat dipegang dan dicabut.
Setelah kapsul pertama berhasil dicabut, kapsul berikutnya akan muncul dengan menggunakan teknik yang sama.
Kapsul yang Tidak Dapat Diraba
Ada dua cara untuk menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan ultrasound. dengan menggunakan radiopaque untuk memberi tanda pada tempat insisi, maka kapsul yang juga radiopaque biasanya dapat ditentukan dengan sinar X (pasang pada 50-55 kilovolts dan 4-5 mA, dengan waktu pemaparan 0,03 detik). Kedalamannya tidak dapat ditentukan dengan sinar X, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan lokasi kapsul.
Dengan ultrasound, bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan (contohnya suatu bayangan dengan daerah yang tidak ada ekho akan tampak dibawah masing-masing kapsul) penyetelan khusus (posisi probe ultrasound) mungkindiperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
Kapsul yang Putus
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul terputus pada waktu berusaha mengeluarkannya. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkinan akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Kadang-kadang diperlukan insisi baru di ujung atas kapsul (dekat bahu) pada pencabutan kapsul yang sudah putus sehingga sisa kapsul tersebut dapat dicabut.
Tindakan Setelah Pencabutan Kapsul
Menutup Luka Insisi
• Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisi dan sekitarnya dengan menggunakan kassa berantiseptik.gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama 10 -15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian dilanjutkan dengan membalut luka insisi.
• Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid (plester untuk luka ringan) atau kassa steril dan plester
2.9. Kunci Keberhasilan Implan
Kunci Keberhasilan Pemasangan
• Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
• Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
• Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku,didaerah media lengan
• Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit.Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
• Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,superfisisl tepat dibawah kulit.Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
• Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
• Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang(untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tsb)
• Setelah selesai memasang,bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi,harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
• Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul.Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
• Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
• Gambar tempat kapsul tersebut pada rekam medik dan buat catatan bila ada kejadian tidak umum terjadi selama pemasangan
Kunci Keberhasilan Pencabutan
• Pencabutan yang mudah tergantung dari pemasangan yang benar. Bila kapsul dipasang tepat di bawah kulit maka akan lebih mudah dicabut. Bila dipasang terlalu dalam akan menimbulkan masalah.
• Pencabutan rutin (tanpa masalah) sedikit lebih lama dari pemasangan biasanya 10 sampai 20 menit.
• Raba tempat pencabutan untuk menentukan lokasi dari masing-masing kapsul dan beri tanda posisi masing-masing kapsul dengan spidol.
• Gunakan tindakan pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk menghindari infeksi.
• Suntikkan sedikit (biasanya seluruhnya tidak lebih dari 3 ml) obat anestesi local di bawah ujung kapsul dekat insisi yang lama. Bila disuntikkan di atas kapsul akan membuat kapsul tidak teraba dari luar sehingga menyulitkan pencabutan.
• Bila posisi kapsul benar, hanya diperlukan insisi kecil yang melebihi 4 mm untuk mencabut keenam kapsul.
• Kapsul yang pertama kali dicabut adalah yang terletak paling dekat luka insisi atau paling dekat permukaan kulit.
• Bila memang diperlukan, tambahkan sedikit lagi anestesi hanya dibawah ujung kapsul.
• Atasi perdarahan dengan melakukan penekanan pada luka insisi.
• Bila masih tersisa 1 atau 2 kapsul yang sulit dicapai, jangan dipaksakan untuk melakukan pencabutan. Bila waktu pencabutan telah mencapai lebih dari 30 menit, minta klien untuk kembali setelah luka insisi sembuh benar (sekitar 4 sampai 6 minggu) dan coba lagi atau rujuk ke klinisi yang lebih berpengalaman
• Terakhir dan yang paling penting, klinisi harus bekerja dengan baik, hati-hati dan sabar untuk menghindari lukayang besar pada lengan klien.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Implan adalah suatu peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi suatu bagian biologis. Permukaan implan yang kontak dengan tubuh bisa terbuat dari bahan biomedis seperti titanium, silikon, atau apatit ataupun bahan lain tergantung pada fungsinya. Pada kasus tertentu implan mengandung perangkat elektronik seperti jantung buatan. Beberapa implan bersifat bioaktif, seperti perangkat transfer obat dalam bentuk pil yang dapat diimplan. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Di Indonesia dikenal beberapa jenis implan,yaitu:
• Norplan
• Implanon
• Indoplan
• Sinoplan
• Jadenna
Cara Kerja:
Menghambat terjadinya ovulasi.
Menyebabkan endometrium/selaput lendir tidak siap untuk nidasi/menerima pembuahan.
Mempertebal lendir serviks/rahim.
Menipiskan lapisan endometrium/selaput lender
Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus benar-benar bisa menjelaskan beberpa penggunaan alat kontrasepsi, sehingga klien bisa mudah menn=etukan pilihan dalam berbgai pertimbangan. Bagi klien yang menggunakan Implan sebaiknya segera ke kilinik apabila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, radang (kemerahan dan panas), sebaiknya klien kembali ke klinik untuk perawatan tindak lanjut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar