Sabtu, 22 Mei 2010

PNC (Post Natal Care)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah kematian ini.
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan–perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Di samping involusi ini, terjadi juga perubahan-perubahan penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh lactogenic hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamma.
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri + 2 jari dibawah pusat. Uterus menyerupai buah avokat gepeng berukuran panjang + 15 cm, lebar + 12 cm dan tebal + 10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas inplantasi plasenta lebih tipis dari pada bagian lain. Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm atas syimpisis atau setengah syimpisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas syimpisis. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut dengan diameter + 7,5 cm, sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai 2,4 mm.

Pada waktu nifas seorang ibu perlu perawatan dan pengawasan demi pulihnya kesehatan seperti sebelum melahirkan. Memulihkan kesehatan disini tidak berarti mengembalikan kesehatan umum saja dan gangguan-gangguan lainnya yang dapat menurunkan kesehatan ibu, akan tetapi juga memulihkan organ-organ yang mengalami perubahan pada waktu kehamilan.

1.2 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan menerapkan manajemen kebidanan Varney
b. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mampu :
a Melakukan pengkajian pada klien post partum
b Mengidentifikasi masalah / diagnosa pada klien post partum
c Mengidentifikasi masalah-masalah potensial pada klien post partum
d Menentukan kebutuhan segera pada klien post partum
e Menyusun rencana asuhan kebidanan pada klien post partum
f Melakukan implementasi pada klien post partum
g melakukan evaluasi terhadap tindakan yang sudah dilakukan pada klien post partum

1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
Membahas tentang pengertian masa nifas, nifas dibagi dalam 3 periode, perubahan fisiologis masa nifas, perawatan pada masa nifas, pemeriksaan post partum, dan kebutuhan ibu post partum
BAB III : TINJAUAN KASUS
Terdiri dari pengkajian, identifikasi masalah / diagnosa, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi/Rasional, implementasi, dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
(Abdul Bari Syaifuddin, 2002 : 122)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan setelah sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, berlangsung selama 6-8 minggu.
(Rustam Muchtar, 1998 : 115)

2.2 Nifas dibagi dalam 3 periode
I. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
II. Puerperium Intermedial
Yaitu keputihan menyeluruh otot-otot alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
III. Remote Puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan
(Rustam Muchtar, 1998 : 115)

2.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
I. Involusi alat-alat kandungan
a Involusi uterus
1) Involusi uterus adalah pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi yang normal setelah kelahiran bayi
2) Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi placenta, sedangkan tinggi fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah placenta lahir tinggi fundus uteri + 2 jari dibawah pusat. Pada hari ke 5 post partum uterus + setinggi 7 cm diatas simpisis atau setengah simfisis pusat. Sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis.
3) Proses involusi dapat terjadi karena adanya :
a) Autolysis
Merupakan penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena danya hiperplasi dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan menjadi lima kaki lebih tebal dari sewaktu masa hamil
b) Aktifitas otot-otot
Adanya kontraksi dan retraksi dari otot-otot rahim yang berbentuk anyaman akan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang putus akibat pelepasan placenta
c) Ischemia
Kekurangan darah pada uterus setelah bayi dilahirkan, maka hipertrophy dan hiperplasi dari uterus tidak diperlukan lagi, maka pengaliran darah berkurang, kembali seperti semula sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami athrophy pada ukuran semula

Tabel Involusi uterus dan berat uterus menurut masa involusi
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu Setinggi pusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan pusat-simfisis
Tidak teraba diatas simpisis
Bertambah kecil
Sebesar normal 1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
(Rustam Muchtar, 1998 : 115)




b Involusi bekas implantasi uri
Pada endometrium akan mengalami trombosit, degenerasi dan nekrosis ditempat bekas implantasi placenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput sanin setelah 3 hari permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakan waktu 2 sampai 3 minggu. Pada daerah bekas implantasi placenta tidak ada pembentukan jaringan perut.
c Involusi luka-luka jalan lahir
Luka-luka jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks umumnya akan sembuh dalam 6-7 hari apabila tidak disertai dengan infeksi
d After pains
Mules-mules yang terjadi pada ibu post partum disebabkan karena kontraksi uterus, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan
e. Lochea
Merupakan cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
1) Sifat-sifat lochea
Alkalis, memudahkan kuman penyakit berkembang biak, bau anyir tetapi tidak busuk
2) Jenis lochea
a) Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan meconeum selama 2 hari pasca persalinan
b) Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendiri pada hari ke 3-7 pasca persalinan
c) Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan

d) Lochea Alba
Cairan putih selama 2 minggu
e) Lochea Purulenta
Keluar cairan seperti nanah berbau busuk karena terjadi infeksi
f. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan. Setelah bayi lahir jari tengah masih bisa masuk rongga rahim, stelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari
g. Ligamen-ligamen
Ligamen, fascia dan diafragma pelvis yang meregang waktu persalinan setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan sulit kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum menjadi kendor
h. Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Selama kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi. Peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas
i. Dinding Perut dan Peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama tetapi biasanya pulih dalam 6 minggu.
j. Saluran Kencing
Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan hiperaemia. Kadang oedema dari trigonum yang menimbulkan obstruksi uretra sehingga terjadi retentio urinae, kadang kencing menjadi kurang sensitif dan kapasitas bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tinggal urine rasional

II. Laktasi
a. Laktasi merupakan proses pembentukan, penyimpanan dan pengeluaran ASI
b. Colostrum adalah ASI yang keluar pertama kali pada hari pertama bayi lahir, berupa cairan kuning dengan BD 1030-1035. reaksinya alkalis, lebih banyak mengandung protein dan garam, gulanya sama tetapi lemaknya kurang didalam colostrum juga terdapat euglobulin yang mengandung antibodi.
c. Pada hari ke 3 post partum, buah dada menjadi besar, keras, dan nyeri hal ini menandakan permulaan sekresi air susu.
d. Susunan ASI :
Protein 1 – 2 %
Lemak 3,3 – 5 %
Gula 6,5 – 8 %
Garam 0,1 – 0,2 %
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi ASI :
1) Faktor anatomis
2) Faktor hormonal (hormon prolactin dan oxytocin)
3) Faktor Diet
4) Faktor isapan bayi
5) Faktor istirahat
6) Faktor psikologis

III. Hemokonsentrasi
Pada masa hamil terjadi hubungan pendek (shunt) antara sirkulasi darah ibu dan placenta. Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba yang menyebabkan volume darah ibu relatif bertambah. Keadaan ini dapat diatasi tubuh dengan mekanisme kompensasi. Hal ini biasanya terjadi pada hari ke 3-15 post partum
IV. Perubahan psikologis
Sejak kelahiran bayinya, seorang ibu mulai merasakan suatu fase hidup yang baru
a Fase penangkapan atau penerimaan
1) 1-2 hari masa perilaku ketergantungan fetus pada dirinya
2) Reaksi verbal terhadap kebutuhan hidup dan makan
3) Menenangkan kembali pengalaman melahirkan
b Fase penguasaan
1) 3-10 hari atau 4-5 minggu ketergantungan dan kemandirian
2) Mandiri dalam aktifitas diri
3) Ingin mempelajari cara perawatan diri dan bayi
c Fase membiarkan atau melepaskan
1) Pengambilan peranan tanggung jawab baru
2) Meningkatkan kemandirian dalam merawat diri dan bayi
3) Pengakuan terhadap bayi

2.4 Perawatan Pada Masa Nifas
I. Early Ambulation
Merupakan kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
Keuntungan early ambulation :
a. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik
c. Memungkinkan kita mengajak ibu memelihara anaknya : memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dll
II. Diet
Masalah diet perlu mendapat perhatian pada kala nifas untuk dapat meningkatkan kesehatan dan memberikan ASI, makanan yang baik mempercepat menyembuhan alat-alat kandungan
III. Miksi dan Defekasi
a Miksi hendaknya dapat dilakukan secepatnya, sebaiknya penderita disuruh kencing 4 jam post partum. Bila kandung kencing penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi
b Defekasi harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila terdapat kesulitan dapat diberikan obat laksans peroral atau per rectal
IV. Perawatan payudara
a Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil. Supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya
b Bila bayi meninggal, maka laktasi harus dihentikan dengan cara :
1) Pembalutan mammae sampai tertekan
2) Pemberian obat estrogen untuk supresi LH, seperti tablet lynoral dan periodel
(Sulaiman Sastrawinata, 1998 : 322)


2.5 Pemeriksaan Post Partum
I. 6-8 jam post partum
Tujuan :
a Mencegah perdarahan masa nifas karena otonia uteri
b Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
c Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d Pemberian ASI awal
e Mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
II. 6 hari post partum
Tujuan :
a Memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus berkontraksi fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan tidak ada bau
b Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
c Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
d Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
III. 2 minggu post partum
Tujuan :
a Memastikan involusi uterus berjalan normal
b Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
c Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
d Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari




IV. 6 minggu post partum
Tujuan :
a Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan bayi alami
b Memberikan konselilng untuk KB Secara dini
(Abdul Bari Syaifuddin, 2002 : 122)

2.6 Kebutuhan ibu post partum
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu antara lain :
I. Kebersihan diri
a Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus, nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar
c Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari
d Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
e Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan pada ibu untuk menghindari daerah luka
II. Isitirahat
a. Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumahtangga biasa perlahan, serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
III. Istirahat
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal, ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung
b. Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahap sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali
IV. Gizi
Ibu menyusui harus :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya
V. Perawatan Payudara
a Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b Menggunakan BH yang menyokong payudara
c Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting
3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian payudara sehingga puting susu menjadi lunak
4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
6) Payudara dikeringkan
VI. Hubungan Perkawinan / rumah tangga
Secara fisik aman untuk memenuhi hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, begitu darah merah berhenti dan dia tidak measakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
VII. Keluarga Berencana
a. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi
b. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu :
1) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya
2) Kelebihan / keuntungan
3) Efek samping
4) Bagaimana menggunakan metode ini
5) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui
c. Jika seorang ibu / pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu / pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
(Abdul Bari Syaifuddin, 2002 : 127)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar