Sabtu, 22 Mei 2010

asuhan bayi baru lahir






Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal. Oleh karena kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah selesai persalinan yang dianggap normal. Maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan–perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu memberikan pertolongan pertama seperti, memberikan oksigen dan melakukan pernafasan buatan sampai ibu atau bayi tersebut dilihat oleh seorang dokter atau dibawa ke rumah sakit yang mempunyai perlengkapan serta perawatan yang baik, sehingga pengawasan dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.

Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin dalam uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit-penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir. Penanggulangan bayi tergantung pada keadaannya, apakah ia normal atau tidak. Diantara bayi yang normal ada yang membutuhkan pertolongan medik segera (syndroma gangguan pernapasan, asfiksi berat, perdarahan, hiperbilirubinemia oleh karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak dan lain-lain) dan tindakan operatif seperti atresia ani, fistula trakeoesofagus, herniadiafragmatika, atresia duodeni dan sebagainya. Bayi-bayi tersebut golongan bayi resiko tinggi. Adapula yang tidak memerlukan pertolongan segera, seperti labioskisis, syindaktili dan lain-lain.

Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan. Kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hepoksemia / hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang.

1.2 Tujuan

a Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mempunyai pengalaman nyata dalam mem berikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

b Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan dapat menerapkan Asuhan Kebidanan dengan metode Varney sebagai berikut :

1. Melakukan pengkajian pada Bayi Baru Lahir Normal

2. Menentukan identifikasi masalah pada Bayi Baru Lahir Normal

3. Menentukan antisipasi masalah potensial terjadinya Bayi Baru Lahir Normal

4. Menentukan identifikasi kebutuhan segera Bayi Baru Lahir Normal.

5. Merencanakan asuhan kebidanan sesuai masalah Bayi Baru Lahir Normal.

6. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang ditentukan

7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Membahas tentang pengertian, ciri-ciri bayi normal, perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir, klasifikasi BBL menurut apgar score, penanganan bbl, macam-macam reflek pada bayi, cara menyusui yang baik dan benar

BAB III : TINJAUAN KASUS

Terdiri dari pengkajian, identifikasi masalah / diagnosa, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi/Rasional, implementasi, dan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

LANDASAN TEOR1

2.1 Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah :

a Bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.

(Syahlan, 1992 : 69)

b Bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin

(Nih Luh Gede Yasmin, 1995 :44)

WHO menyimpulkan bahwa kesehatan bayi baru lahir sangat ditentukan oleh pelayanan yang didasarkan lima prinsip, yaitu :

a Persalinan yang bersih dan aman.

b Mempertahankan suhu tubuh.

c Dimulainya pernafasan spontan.

d Menyusui segera sesudah lahir.

e Pencegahan dan tata laksana penyakit.

(Dr. Untoro Rachmi, MPH, 1996. Bayi Baru Lahir Modul 10. Jakarta : Departemen Kesehatan RI: 2)

2.2 Ciri-ciri Bayi Normal

a Berat badan 2500 - 4000 gram.

b Panjang badan lahir 48 - 52 cm.

c Lingkar dada 30-38 cm.

d Lingkar kepala 33 - 35 cnt

e Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120 - 140 x/menit.

f Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 x/menit.

g Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa.

h Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

i Kuku telah agak panjang dan lemas.

j Genetalia

Pada perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora.

Pada laki-laki : Testis sudah turun dalam skrotum.

k Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

m Grassping reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas telapak tangan, bayi akan menggenggam / adanya gerakan reflek.

n Eliminasi baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama, mekoneum berwarna hitam kecoklatan.

2.3 Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

a Perubahan Metabolisme Karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak. Jika karena suatu hal misalnya bayi mengalami hypotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus, maka kemungkinan pada BBLR, bayi dari ibu yang menderita kencing manis.

b Penurunan Suhu Tubuh

Ketika bayi lahir, bayi berada pada suhu lingkaran yang rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25°C maka bayi akan kehilangan panas melalu konveksi radian, konduksi dan evaporasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2°C dalam waktu 15 menit, akibatnya bayi bisa mengalami hipotermi. Hipotermi adalah masalah yang sering ditemukan pada bayi baru lahir dan merupakan masalah yang berbahaya. Adapun masalah-masalah yang berhubungan dengan hipotermi antara lain :

1). Permukaan tubuh bayi lebih luas daripada permukaan kepala (kepala bayi % bagian dari tubuhnya).

2). Untuk dapat mempertahankan panas badan bayi tidak menggigil apabila kedinginan tetapi pengaturan suhu tubuhnya dikerjakan oleh brown fat yang hanya terdapat pada bayi baru lahir yaitu pada daerah dekat scapula, ketiak, sekitar tulang belakang / punggung dan ginjal. Apabila bayi sangat kedinginan seluruh cadangan brown fat akan terpakai.

3). Masalah lain adalah pembuluh-pembuluh darah tertutup kulit, sehingga bayi cepat kedinginan.

4). Kelenjar keringat belum berfungsi dengan baik pada minggu pertama.

5). Untuk mendapatkan panas bayi akan meningkatkan metabolismenya, dia akan menangis, menendang dan menggerakkan tangannya. Dengan cara ini banyak kalori akan terbakar.

6). Bayi mudah kehilangan panas melalui 4 cara :

a) Radiasi

Adalah panas tubuh bayi akan memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya bayi baru lahir diletakkan di tempat yang dingin.

b) Evaporasi

Adalah cairan / air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap. Misalnya bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.

c) Konduksi

Adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin Misalnya menimbang bayi tanpa alas, popok yang basah tidak segera diganti.

d) Konveksi

e) Adalah kehilangan panas tubuh bayi karena aliran udara di sekeliling bayi. Misalnya bayi diletakkan dekat pintu atau jendela yang terbuka.

Reaksi pertama yang terjadi bila bayi kedinginan :

a. Pernafasan meningkat.

b. Metabolisme meningkat.

c. Aktivitas meningkat.

d. Persediaan glukosa terpakai.

e. Metabolisme brown fat terpakai.

c Perubahan Pernafasan

Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui placenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru bayi. Pada bayi aterm paru mampu menampung kira-kira 2 mili cairan/kg (Blackburn, Loper 1992). Selama berlangsungnya kelahiran melalui vagina, beberapa cairan menguap / mengering dari trakhea atau paru bayi baru lahir. Dengan pernafasan udaranya yang pertama bayi baru lahir memulai serangkaian perubahan kardiopulmonalis. Perubahan-perubahan itu adalah :

1). Perubahan dari sirkulasi fetus ke sirkulasi neonatus.

2). Mengosongkan cairan dari dalam paru.

3). Membentuk karakteristik fungsi paru. (Neilson, 1987)

Rangsangan untuk gerakan pernafasan bayi pertama adalah :

1) Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.

2) Penurunan Pa O2 dan kenaikan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinuskarotis.

3) Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan.

4) Reflek deflasi hering breus

Pernafasan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan cairan paru (pada bayi normal jumlahnya 80 - 100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara.

d Perubahan Sirkulasi

Pada saat perubahan respirasi terjadi, sistem cardiovasculer juga membuat banyak perubahan. Sirkulasi fetus terhenti dan sirkulasi ekstra uterus dimulai. Dengan berkembangnya paru-paru pada bayi baru lahir mengakibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2 menurun, hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah meningkat, sehingga menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru dan ductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbikalis maka pada saat tali pusat dipotong aliran darah dari placenta yang melewati vena cava inferior dan feramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar bagian ibu.

e Perubahan Berat Badan

Dari hari pertama BB akan turun oleh pengeluaran urine, mekoneum, keringat. Masuknya cairan belum mencukupi kebutuhan. BB yang turun tidak lebih dari 10% akan naik lagi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. pada umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama sebanyak 60 ml/kg BB/hari.

f Perubahan pada Gastro Intestinal

Setelah lahir janin akan mulai menghisap dan menelan. Namun kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Bayi tidak mampu menelan makanan dari mulut ke faring. Aktivitas peristaltik diesofagus tidak terkoordinasi dalam beberapa hari I kehidupan bayi. Hubungan esofagus dengan lambung masih belum sempuma yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Reflek gumoh dan reflek batuk ini terbentuk matang pada saat lahir. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas kurang dari 50 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting, karena sprinter kardiac dan kontrol syaraf perut belum matang sehingga dapat terjadi muntah. Muntah selama hari pertama atau kedua kehidupan bayi dapat diturunkan dengan menghindari pemberian makanan yang berlebihan atau dengan menepuk punggung bayi agar bersendawa.

g Perubahan pada Sistem Kekebalan Tubuh

Sel yang mensuplai kekebalan bayi berkembang sejak awal dalam kehidupan fetus. Untuk 3 bulan pertama kehidupan, bayi dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu. Sistem imunitas dari bayi baru lahir sendiri masih belum matang sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alarm dan kekebalan yang didapat. Kekebalan alami meliputi :

1). Perlindungan oleh kulit membran mukosa.

2). Fungsi saringan saluran nafas.

3). Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.

4). Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorgamsme asing. Tetapi pada BBL sel-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL yang lahir dengan kekeblan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu pencegahan terhadap mikroba dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi sangat penting.

2.4 Klasifikasi BBL Menurut Apgar Score

Tanda

Nilai 0

Nilai 1

Nilai 2

Appriance (warna kulit)

Pucat

Badan merah, ekstrimitas biru

Seluruh tubuh kemerahan.

Pulse rate (frekuensi nadi)

Tidak ada

Kurang dari 100.

Labih dari 100.

Grimace (reaksi rangsangan)

Tidak ada

Sedikit gerakan mimik.

Batuk / bersin

Activity (tonus otot)

Tidak ada

Ekstrimitas dalam sedikit fleksi

Gerakan aktif

Respiration (pernafasan)

Tidak ada

Lemah / tidak teratur

Baik / menangis

Keterangan:

A - S : 1 - 3 PH dibawah 7,1 = asfiksi berat

A - S : 4 - 6 PH diantara 7,1 - 7,2 = asfiksi sedang

A - S : 7 - 10 PH diatas 7,2 = normal

Pengkajian ini sudah dimulai sejak kepala tampak besar di vulva (crowning).

2.5 Penanganan BBL

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir ialah :

Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi adalah rutin dilakukan segera kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter memberi instruksi khusus

a. Membersihkan jalan lahir

Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi adalah rutin dilakukan segera kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter memberi instruksi khusus.

Membersihkan jalan nafas dan sekaligus menilai apgar score menit pertama.

Memberikan jalan nafas dengan cara :

1) Penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril (kalau ada).

2) Bayi ditidurkan terlentang, kepala sedikit ekstensi, badan bayi dalam keadaan terbungkus.

3) Pangkal penghisap lendir dibungkus dengan kain kasa steril, masukkan ke mulut penolong.

4) Tangan kanan penolong membuka mulut bayi kemudian telunjuk tangan kiri dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai epiglotis (untuk menahan lidah bayi) jari tangan kanan memasukkan pipa sejajar dengan jari telunjuk tangan kiri, hisap lendir sebanyak-banyaknya dengan arah memutar.

5) Masukkan berulang-ulang ke hidung, mulut, kemudian lendir dihisap sebanyak-banyaknya.

6) Lendir yang dihisap ditampung di atas bengkok dan ujung pipa dibersihkan dengan kain kasa.

7) Lakukan penghisapan sampai bayi menangis dan sampai lendirnya bersih kemudian bersihkan daerah telinga dan sekitarnya.

b. Memotong dan merawat tali pusat

Memotong dan mengikat tali pusat dengan memperhatikan teknik-teknik aseptik dan antiseptik sekaligus memakai apgar score pada menit ke-5

1) Tali pusat dijepit dengan 2 buah klem, klem satu dijepitkan ± 5 cm dari perut bayi kemudian tali pusat diurut ke arah placenta. Klem ke-2 dijepitkan ± 2 cm dari klem 1.

2) Tali pusat dipotong dengan gunting tali pusat diantara 2 klem, kira-kira 2 cm dari klem 1. Waktu memotong tali pusat tangan kiri melindungi perut bayi, sehingga gunting tali pusat tidak langsung menyentuh bagian bayi (sebelum memotong tali pusat, sebaiknya tali pusat diolesi betadine 10 % atau iodium tinture 3%) Setelah tali pusat dipotong ujung tali pusat diolesi betadine 10% atau iodium tinture 3% dengan menggunakan kapas lidi, kemudian ikat tali pusat dengan cara : ikatan tali pusat diikatkan untuk mencegah jangan sampai ada ikatan yang lepas, yakinkan bahwa ikatan sudah kuat agar tidak terjadi perdarahan tali pusat.

3) Setelah tali pusat diikat, tali pusat dikompres / dibungkus dengan kain kasa alkohol 70%, sebaiknya ditutup kembali dengan kain kasa steril. Gunanya supaya alkohol tidak cepat menguap dan kuman tidak mudah masuk ke dalam tali pusat.

c. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan Cara :

1). Bayi dibungkus dengan kain hangat.

2). Jangan membiarkan bayi dalam keadaan basah

3). Jangan mandikan bayi dengan air dingin.

4). Daerah kepala dibungkus / memakai topi yang terbuat dari plastik / kain.

d. Identifikasi yang cukup

e. Pencegahan infeksi.

f. Mendekapkan bayi ke ibu dan menetekkan segera setelah lahir.

g. Membersihkan badan bayi dengan cara :

1). Siapkan tempat kapas, kapas dan minyak / baby oil.

2). Bersihkan daerah muka dengan menggunakan kapas lembab. Bersihkan dulu daerah mata, mulai dari bagian dalam keluar, kemudian gunakan kapas minyak untuk membersihkan daerah telinga. Selanjutnya muka dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas minyak sampai ke leher.

3). Bersihkan daerah ekstremitas atas, lipatan ketiak, daerah dada dan sekitarnya, daerah punggung, ekstremitas bawah dan terakhir daerah genetalia.

4). Lakukan perawatan tali pusat dan sekitarnya.

h. Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan cara:

1). Mata bayi dibersihkan

2). Jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri membuka mata dan tangan kanan meneteskan obat. Obat harus tepat di atas kelopak mata.

3). Setelah obat masuk bersihkan daerah luar mata dengan kapas lembab.

4). Bersihkan alat-alat

i. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan bayi

Maksud pemeriksaan adalah untuk menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.

1). Mengukur BB, PB, LK, LILA, LD

2). Observasi tanda-tanda vital

3). Observasi keadaan reflek

4). Keadaan eliminasi

5). Penampilan fisik dari kepala sampai kaki

j. Memasang pakaian bayi

k. Memberikan vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi. Berkisar 0,25 - 0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut semua BBL normal dan cukup bulan perlu diberikan per oral 1 mg/hari selama 3 hari. Sedangkan risiko tinggi diberikan vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 - 1 mg IM.

(Depkes RI, 1993. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta)

2.6 Macam-macam Reflek Pada Bayi

a Sucking Reflek (menghisap)

Menghisap obyek yang diletakkan di dalam mulut. Muncul : saat lahir Hilang : tidak tentu

b Grasping Reflek (menggenggam)

Menggenggam objek dengan jari ketika telapak tangan di sentuh. Muncul : saat lahir Hilang : usia 4 bulan

c Rooting reflek (mencari)

Memiringkan kepala ke arah pipi yang diberi stimulus sentuhan Muncul : saat lahir Hilang : usia 6 bulan

d Staping Reflek (berjalan)

Membuat gerakan melangkah ketika digendong pada posisi tegak dengan kaki menyentuh permukaan. Muncul : saat lahir Hilang : usia 12 bulan

e Tonikneck reflek (tonus leher)

Berusaha untuk menahan kepala pada posisi tegak. Muncul : saat lahir Hilang : usia 2-3 bulan

f Moro Reflek (terkejut)

Ekstensi tangan tiba-tiba ke arah luar dan kembali ke garis tengah ketika bayi terkejut akibat bunyi keras atau perubahan posisi yang cepat.

Muncul : saat lahir

Hilang : usia 4 bulan

g Babinsky Reflek (sensorik)

Mengekstensikan jari-jari kaki ketika telapak kaki diusap.

Muncul : saat lahir

Hilang : usia 9 bulan

(Betz Cecily L., 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC)

2.7 Cara Menyusui yang baik dan Benar

a Manfaat Menyusui bagi Ibu

1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

2) Membantu segera mengembalikan tubuh anda kepada keadaan seperti sebelum hamil, terutama membantu mengerutkan rahim anda.

3) Tidak merepotkan (tidak perlu merebus botol dan menghangatkan susu), terutama pada malam hari.

4) Menghemat pengeluaran, karena ASI dihasilkan sendiri.

5) Sangat mengurangi kerepotan anda karena bayi anda lebih sehat.

6) Tidak perlu membawa botol susu jika anda bepergian ke pasar, bertemu ataupun ke luar kota.

7) Menjadikan hubungan ibu dan bayi semakin akrab.

8) Menunda masa kesuburan.

b Manfaat Menyusui bagi Bayi

1) Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik bagi bayi yang :

a). Mudah dicerna dan diisap

b). Selalu bersih dan segar

c). Aman

2) ASI menyempurnakan pertumbuhan bayi, sehingga menjadikan bayi lebih sehat dan cerdas.

3) ASI memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, terutama infeksi.

4) Memperindah kulit, gigi dan bentuk rahang

5) ASI selalu tersedia dengan suhu yang tepat sehingga tidak akan mengecewakan bayi harus menunggu atau karena suhu tidak tepat.

6) Bayi yang menyusu :

a). Jarang mengalami diare (mencret)

b). Tidak akan mengalami sembelit

c). Jarang terkena alergi

d). Mempunyai hubungan yang erat dan hangat dengan ibu

(Brinch Jennifer, MPH., 1986. Menysui Bayi dengan Baik dan Berhasil. Jakarta : PT. Gaya favorit Press : 11-12)

c Persiapan Menyusui

Semua ibu dapat mempersiapkan puting susunya untuk menyusui dengan melakukan hal-hal berikut setiap hari selama 6 minggu terakhir dari masa kehamilan.

1). Gosoklah puting susu perlahan-lahan dengan handuk yang lembut setelah mandi. Janganlah menggunakan sabun untuk mencuci puting susu dan daerah sekitarnya, karena dapat membuat puting susu itu kering dan lecet.

2). Putar-putarlah puting susu anda dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu, lalu dengan hati-hati memutarnya ke kiri dan ke kanan, kemudian dengan berangsur-angsur perbanyaknyaklah putaran puting susu itu.

3). Dengan gerakan memutar urutlah payudara anda perlahan-lahan dengan cara menekankan jari-jari dan ibu jari anda ke dada. Lakukan gerakan memutar ini di seluruh payudara, mulai dari bagian atas dan berakhir di areola. Gunakan minyak atau krim yang tidak mengandung minyak wangi untuk mengurut

4). Pakailah BH yang baik yang menyangga payudara dan tidak terlalu ketat. Janganlah memakai BH pada malam hari. Payudara anda akan bertambah besar di waktu hamil.

5). Janganlah memakai BH yang terbuat dari nylon dan plastik atau yang menggunakan karet busa.

6). Kuatkan puting susu anda dengan memakai BH khusus untuk menyusui dan membiarkan bagian depannya terbuka selama satu jam sehari (pakailah blus katun) atau dengan melubangi bagian puting susu BH itu.

7). Bersanggama dapat pula mempersiapkan payudara bagi bayi dengan cara suami merangsang puting susu, baik dengan mulut maupun dengan tangan.

8). Membiarkan payudara sejenak karena cahaya matahari dan berada di udara terbuka dapat pula mempersiapkan puting susu menyusui.

9). Janganlah memeras, menarik atau menggesek payudara anda.

10).Yakinkanlah diri anda bahwa besar atau kecilnya puting susu atau payudara tidak akan mempengaruhi kemampuan menyusui.

11).Perlu diketahui bahwa untuk payudara anda berubah karena anda hamil, bukan karena menyusui.

12).Minumlah paling sedikit 8-12 gelas air atau minuman lain setiap hari.

13).Makanlah makanan yang segar dan bergizi setiap hari, yaitu :

a). Makanan sumber protein nabati dan hewani

b). Makanan sumber hidrat arang

c). Sayuran dan buah-buahan

14).Makanlah lebih banyak dari biasanya (1-2 piring)

15).Bersihkan dan masaklah makanan dengan baik.

16).Jangan merokok, minum minuman keras atau berdiaet terlalu ketat.

17).Kurangi kopi, teh dan minuman ringan bersoda, karena dapat membuat anda dan bayi anda sukar tidur.

(Brinch Jennifer, MPR, 1986. Menyusui Bayi dengan Baik dan Berhasil. Jakarta : PT. Gaya favorit Press : 16 - 20)

d Langkah-langkah Menyusui yang Benar

1). Sebaiknya sebelum menyusui, ibu mencuci tangan terlebih dahulu.

2). Ibu dan bayi dalam keadaan santai, tenang dan nyaman.

3). Hadapkan keseluruhan tubuh bayi menghadap ke perut ibu.

4). Kepala dan tubuh bayi harus lurus.

5). Ibu sebaiknya memeluk bayi dan melihat ke arah bayi.

6). Puting harus masuk sedalam-dalamnya agar lidah bayi dapat mengurut dan menghisap dengan benar.

7). Susui bayi pada kedua payudara secara bergantian, agar ASI banyak dan lancar.

8). Bila bayi sudah kenyang dan tidak menghisap lagi, masukkan jari ibu ke mulut bayi sehingga bayi melepaskan puting.

9). Gunakan kapas yang dicelupkan dalam air hangat untuk membersihkan sekitar mulut bayi setelah menyusu.

10).Keringkan puting.

11).Sendawakan bayi setelah menyusu, yaitu dengan meletakkan bayi pada bahu ibu atau ditelungkupkan sampai bersendawa.

(IGK. Sudibia, BSc., DFSN, 2004. Diktat III Ilmu Gizi)

bab i

pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal. Oleh karena kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah selesai persalinan yang dianggap normal. Maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan–perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu memberikan pertolongan pertama seperti, memberikan oksigen dan melakukan pernafasan buatan sampai ibu atau bayi tersebut dilihat oleh seorang dokter atau dibawa ke rumah sakit yang mempunyai perlengkapan serta perawatan yang baik, sehingga pengawasan dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.

Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin dalam uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit-penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir. Penanggulangan bayi tergantung pada keadaannya, apakah ia normal atau tidak. Diantara bayi yang normal ada yang membutuhkan pertolongan medik segera (syndroma gangguan pernapasan, asfiksi berat, perdarahan, hiperbilirubinemia oleh karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak dan lain-lain) dan tindakan operatif seperti atresia ani, fistula trakeoesofagus, herniadiafragmatika, atresia duodeni dan sebagainya. Bayi-bayi tersebut golongan bayi resiko tinggi. Adapula yang tidak memerlukan pertolongan segera, seperti labioskisis, syindaktili dan lain-lain.

Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan. Kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hepoksemia / hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang.

1.2 Tujuan

a Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mempunyai pengalaman nyata dalam mem berikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

b Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan dapat menerapkan Asuhan Kebidanan dengan metode Varney sebagai berikut :

1. Melakukan pengkajian pada Bayi Baru Lahir Normal

2. Menentukan identifikasi masalah pada Bayi Baru Lahir Normal

3. Menentukan antisipasi masalah potensial terjadinya Bayi Baru Lahir Normal

4. Menentukan identifikasi kebutuhan segera Bayi Baru Lahir Normal.

5. Merencanakan asuhan kebidanan sesuai masalah Bayi Baru Lahir Normal.

6. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang ditentukan

7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Membahas tentang pengertian, ciri-ciri bayi normal, perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir, klasifikasi BBL menurut apgar score, penanganan bbl, macam-macam reflek pada bayi, cara menyusui yang baik dan benar

BAB III : TINJAUAN KASUS

Terdiri dari pengkajian, identifikasi masalah / diagnosa, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi/Rasional, implementasi, dan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

LANDASAN TEOR1

2.1 Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah :

a Bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.

(Syahlan, 1992 : 69)

b Bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin

(Nih Luh Gede Yasmin, 1995 :44)

WHO menyimpulkan bahwa kesehatan bayi baru lahir sangat ditentukan oleh pelayanan yang didasarkan lima prinsip, yaitu :

a Persalinan yang bersih dan aman.

b Mempertahankan suhu tubuh.

c Dimulainya pernafasan spontan.

d Menyusui segera sesudah lahir.

e Pencegahan dan tata laksana penyakit.

(Dr. Untoro Rachmi, MPH, 1996. Bayi Baru Lahir Modul 10. Jakarta : Departemen Kesehatan RI: 2)

2.2 Ciri-ciri Bayi Normal

a Berat badan 2500 - 4000 gram.

b Panjang badan lahir 48 - 52 cm.

c Lingkar dada 30-38 cm.

d Lingkar kepala 33 - 35 cnt

e Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120 - 140 x/menit.

f Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 x/menit.

g Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa.

h Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

i Kuku telah agak panjang dan lemas.

j Genetalia

Pada perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora.

Pada laki-laki : Testis sudah turun dalam skrotum.

k Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

m Grassping reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas telapak tangan, bayi akan menggenggam / adanya gerakan reflek.

n Eliminasi baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama, mekoneum berwarna hitam kecoklatan.

2.3 Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

a Perubahan Metabolisme Karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak. Jika karena suatu hal misalnya bayi mengalami hypotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus, maka kemungkinan pada BBLR, bayi dari ibu yang menderita kencing manis.

b Penurunan Suhu Tubuh

Ketika bayi lahir, bayi berada pada suhu lingkaran yang rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25°C maka bayi akan kehilangan panas melalu konveksi radian, konduksi dan evaporasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2°C dalam waktu 15 menit, akibatnya bayi bisa mengalami hipotermi. Hipotermi adalah masalah yang sering ditemukan pada bayi baru lahir dan merupakan masalah yang berbahaya. Adapun masalah-masalah yang berhubungan dengan hipotermi antara lain :

1). Permukaan tubuh bayi lebih luas daripada permukaan kepala (kepala bayi % bagian dari tubuhnya).

2). Untuk dapat mempertahankan panas badan bayi tidak menggigil apabila kedinginan tetapi pengaturan suhu tubuhnya dikerjakan oleh brown fat yang hanya terdapat pada bayi baru lahir yaitu pada daerah dekat scapula, ketiak, sekitar tulang belakang / punggung dan ginjal. Apabila bayi sangat kedinginan seluruh cadangan brown fat akan terpakai.

3). Masalah lain adalah pembuluh-pembuluh darah tertutup kulit, sehingga bayi cepat kedinginan.

4). Kelenjar keringat belum berfungsi dengan baik pada minggu pertama.

5). Untuk mendapatkan panas bayi akan meningkatkan metabolismenya, dia akan menangis, menendang dan menggerakkan tangannya. Dengan cara ini banyak kalori akan terbakar.

6). Bayi mudah kehilangan panas melalui 4 cara :

a) Radiasi

Adalah panas tubuh bayi akan memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya bayi baru lahir diletakkan di tempat yang dingin.

b) Evaporasi

Adalah cairan / air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap. Misalnya bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.

c) Konduksi

Adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin Misalnya menimbang bayi tanpa alas, popok yang basah tidak segera diganti.

d) Konveksi

e) Adalah kehilangan panas tubuh bayi karena aliran udara di sekeliling bayi. Misalnya bayi diletakkan dekat pintu atau jendela yang terbuka.

Reaksi pertama yang terjadi bila bayi kedinginan :

a. Pernafasan meningkat.

b. Metabolisme meningkat.

c. Aktivitas meningkat.

d. Persediaan glukosa terpakai.

e. Metabolisme brown fat terpakai.

c Perubahan Pernafasan

Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui placenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru bayi. Pada bayi aterm paru mampu menampung kira-kira 2 mili cairan/kg (Blackburn, Loper 1992). Selama berlangsungnya kelahiran melalui vagina, beberapa cairan menguap / mengering dari trakhea atau paru bayi baru lahir. Dengan pernafasan udaranya yang pertama bayi baru lahir memulai serangkaian perubahan kardiopulmonalis. Perubahan-perubahan itu adalah :

1). Perubahan dari sirkulasi fetus ke sirkulasi neonatus.

2). Mengosongkan cairan dari dalam paru.

3). Membentuk karakteristik fungsi paru. (Neilson, 1987)

Rangsangan untuk gerakan pernafasan bayi pertama adalah :

1) Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.

2) Penurunan Pa O2 dan kenaikan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinuskarotis.

3) Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan.

4) Reflek deflasi hering breus

Pernafasan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan cairan paru (pada bayi normal jumlahnya 80 - 100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara.

d Perubahan Sirkulasi

Pada saat perubahan respirasi terjadi, sistem cardiovasculer juga membuat banyak perubahan. Sirkulasi fetus terhenti dan sirkulasi ekstra uterus dimulai. Dengan berkembangnya paru-paru pada bayi baru lahir mengakibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2 menurun, hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah meningkat, sehingga menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru dan ductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbikalis maka pada saat tali pusat dipotong aliran darah dari placenta yang melewati vena cava inferior dan feramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar bagian ibu.

e Perubahan Berat Badan

Dari hari pertama BB akan turun oleh pengeluaran urine, mekoneum, keringat. Masuknya cairan belum mencukupi kebutuhan. BB yang turun tidak lebih dari 10% akan naik lagi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. pada umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama sebanyak 60 ml/kg BB/hari.

f Perubahan pada Gastro Intestinal

Setelah lahir janin akan mulai menghisap dan menelan. Namun kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Bayi tidak mampu menelan makanan dari mulut ke faring. Aktivitas peristaltik diesofagus tidak terkoordinasi dalam beberapa hari I kehidupan bayi. Hubungan esofagus dengan lambung masih belum sempuma yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Reflek gumoh dan reflek batuk ini terbentuk matang pada saat lahir. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas kurang dari 50 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting, karena sprinter kardiac dan kontrol syaraf perut belum matang sehingga dapat terjadi muntah. Muntah selama hari pertama atau kedua kehidupan bayi dapat diturunkan dengan menghindari pemberian makanan yang berlebihan atau dengan menepuk punggung bayi agar bersendawa.

g Perubahan pada Sistem Kekebalan Tubuh

Sel yang mensuplai kekebalan bayi berkembang sejak awal dalam kehidupan fetus. Untuk 3 bulan pertama kehidupan, bayi dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu. Sistem imunitas dari bayi baru lahir sendiri masih belum matang sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alarm dan kekebalan yang didapat. Kekebalan alami meliputi :

1). Perlindungan oleh kulit membran mukosa.

2). Fungsi saringan saluran nafas.

3). Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.

4). Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorgamsme asing. Tetapi pada BBL sel-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL yang lahir dengan kekeblan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu pencegahan terhadap mikroba dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi sangat penting.

2.4 Klasifikasi BBL Menurut Apgar Score

Tanda

Nilai 0

Nilai 1

Nilai 2

Appriance (warna kulit)

Pucat

Badan merah, ekstrimitas biru

Seluruh tubuh kemerahan.

Pulse rate (frekuensi nadi)

Tidak ada

Kurang dari 100.

Labih dari 100.

Grimace (reaksi rangsangan)

Tidak ada

Sedikit gerakan mimik.

Batuk / bersin

Activity (tonus otot)

Tidak ada

Ekstrimitas dalam sedikit fleksi

Gerakan aktif

Respiration (pernafasan)

Tidak ada

Lemah / tidak teratur

Baik / menangis

Keterangan:

A - S : 1 - 3 PH dibawah 7,1 = asfiksi berat

A - S : 4 - 6 PH diantara 7,1 - 7,2 = asfiksi sedang

A - S : 7 - 10 PH diatas 7,2 = normal

Pengkajian ini sudah dimulai sejak kepala tampak besar di vulva (crowning).

2.5 Penanganan BBL

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir ialah :

Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi adalah rutin dilakukan segera kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter memberi instruksi khusus

a. Membersihkan jalan lahir

Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi adalah rutin dilakukan segera kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter memberi instruksi khusus.

Membersihkan jalan nafas dan sekaligus menilai apgar score menit pertama.

Memberikan jalan nafas dengan cara :

1) Penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril (kalau ada).

2) Bayi ditidurkan terlentang, kepala sedikit ekstensi, badan bayi dalam keadaan terbungkus.

3) Pangkal penghisap lendir dibungkus dengan kain kasa steril, masukkan ke mulut penolong.

4) Tangan kanan penolong membuka mulut bayi kemudian telunjuk tangan kiri dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai epiglotis (untuk menahan lidah bayi) jari tangan kanan memasukkan pipa sejajar dengan jari telunjuk tangan kiri, hisap lendir sebanyak-banyaknya dengan arah memutar.

5) Masukkan berulang-ulang ke hidung, mulut, kemudian lendir dihisap sebanyak-banyaknya.

6) Lendir yang dihisap ditampung di atas bengkok dan ujung pipa dibersihkan dengan kain kasa.

7) Lakukan penghisapan sampai bayi menangis dan sampai lendirnya bersih kemudian bersihkan daerah telinga dan sekitarnya.

b. Memotong dan merawat tali pusat

Memotong dan mengikat tali pusat dengan memperhatikan teknik-teknik aseptik dan antiseptik sekaligus memakai apgar score pada menit ke-5

1) Tali pusat dijepit dengan 2 buah klem, klem satu dijepitkan ± 5 cm dari perut bayi kemudian tali pusat diurut ke arah placenta. Klem ke-2 dijepitkan ± 2 cm dari klem 1.

2) Tali pusat dipotong dengan gunting tali pusat diantara 2 klem, kira-kira 2 cm dari klem 1. Waktu memotong tali pusat tangan kiri melindungi perut bayi, sehingga gunting tali pusat tidak langsung menyentuh bagian bayi (sebelum memotong tali pusat, sebaiknya tali pusat diolesi betadine 10 % atau iodium tinture 3%) Setelah tali pusat dipotong ujung tali pusat diolesi betadine 10% atau iodium tinture 3% dengan menggunakan kapas lidi, kemudian ikat tali pusat dengan cara : ikatan tali pusat diikatkan untuk mencegah jangan sampai ada ikatan yang lepas, yakinkan bahwa ikatan sudah kuat agar tidak terjadi perdarahan tali pusat.

3) Setelah tali pusat diikat, tali pusat dikompres / dibungkus dengan kain kasa alkohol 70%, sebaiknya ditutup kembali dengan kain kasa steril. Gunanya supaya alkohol tidak cepat menguap dan kuman tidak mudah masuk ke dalam tali pusat.

c. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan Cara :

1). Bayi dibungkus dengan kain hangat.

2). Jangan membiarkan bayi dalam keadaan basah

3). Jangan mandikan bayi dengan air dingin.

4). Daerah kepala dibungkus / memakai topi yang terbuat dari plastik / kain.

d. Identifikasi yang cukup

e. Pencegahan infeksi.

f. Mendekapkan bayi ke ibu dan menetekkan segera setelah lahir.

g. Membersihkan badan bayi dengan cara :

1). Siapkan tempat kapas, kapas dan minyak / baby oil.

2). Bersihkan daerah muka dengan menggunakan kapas lembab. Bersihkan dulu daerah mata, mulai dari bagian dalam keluar, kemudian gunakan kapas minyak untuk membersihkan daerah telinga. Selanjutnya muka dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas minyak sampai ke leher.

3). Bersihkan daerah ekstremitas atas, lipatan ketiak, daerah dada dan sekitarnya, daerah punggung, ekstremitas bawah dan terakhir daerah genetalia.

4). Lakukan perawatan tali pusat dan sekitarnya.

h. Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan cara:

1). Mata bayi dibersihkan

2). Jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri membuka mata dan tangan kanan meneteskan obat. Obat harus tepat di atas kelopak mata.

3). Setelah obat masuk bersihkan daerah luar mata dengan kapas lembab.

4). Bersihkan alat-alat

i. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan bayi

Maksud pemeriksaan adalah untuk menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.

1). Mengukur BB, PB, LK, LILA, LD

2). Observasi tanda-tanda vital

3). Observasi keadaan reflek

4). Keadaan eliminasi

5). Penampilan fisik dari kepala sampai kaki

j. Memasang pakaian bayi

k. Memberikan vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi. Berkisar 0,25 - 0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut semua BBL normal dan cukup bulan perlu diberikan per oral 1 mg/hari selama 3 hari. Sedangkan risiko tinggi diberikan vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 - 1 mg IM.

(Depkes RI, 1993. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta)

2.6 Macam-macam Reflek Pada Bayi

a Sucking Reflek (menghisap)

Menghisap obyek yang diletakkan di dalam mulut. Muncul : saat lahir Hilang : tidak tentu

b Grasping Reflek (menggenggam)

Menggenggam objek dengan jari ketika telapak tangan di sentuh. Muncul : saat lahir Hilang : usia 4 bulan

c Rooting reflek (mencari)

Memiringkan kepala ke arah pipi yang diberi stimulus sentuhan Muncul : saat lahir Hilang : usia 6 bulan

d Staping Reflek (berjalan)

Membuat gerakan melangkah ketika digendong pada posisi tegak dengan kaki menyentuh permukaan. Muncul : saat lahir Hilang : usia 12 bulan

e Tonikneck reflek (tonus leher)

Berusaha untuk menahan kepala pada posisi tegak. Muncul : saat lahir Hilang : usia 2-3 bulan

f Moro Reflek (terkejut)

Ekstensi tangan tiba-tiba ke arah luar dan kembali ke garis tengah ketika bayi terkejut akibat bunyi keras atau perubahan posisi yang cepat.

Muncul : saat lahir

Hilang : usia 4 bulan

g Babinsky Reflek (sensorik)

Mengekstensikan jari-jari kaki ketika telapak kaki diusap.

Muncul : saat lahir

Hilang : usia 9 bulan

(Betz Cecily L., 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC)

2.7 Cara Menyusui yang baik dan Benar

a Manfaat Menyusui bagi Ibu

1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

2) Membantu segera mengembalikan tubuh anda kepada keadaan seperti sebelum hamil, terutama membantu mengerutkan rahim anda.

3) Tidak merepotkan (tidak perlu merebus botol dan menghangatkan susu), terutama pada malam hari.

4) Menghemat pengeluaran, karena ASI dihasilkan sendiri.

5) Sangat mengurangi kerepotan anda karena bayi anda lebih sehat.

6) Tidak perlu membawa botol susu jika anda bepergian ke pasar, bertemu ataupun ke luar kota.

7) Menjadikan hubungan ibu dan bayi semakin akrab.

8) Menunda masa kesuburan.

b Manfaat Menyusui bagi Bayi

1) Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik bagi bayi yang :

a). Mudah dicerna dan diisap

b). Selalu bersih dan segar

c). Aman

2) ASI menyempurnakan pertumbuhan bayi, sehingga menjadikan bayi lebih sehat dan cerdas.

3) ASI memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, terutama infeksi.

4) Memperindah kulit, gigi dan bentuk rahang

5) ASI selalu tersedia dengan suhu yang tepat sehingga tidak akan mengecewakan bayi harus menunggu atau karena suhu tidak tepat.

6) Bayi yang menyusu :

a). Jarang mengalami diare (mencret)

b). Tidak akan mengalami sembelit

c). Jarang terkena alergi

d). Mempunyai hubungan yang erat dan hangat dengan ibu

(Brinch Jennifer, MPH., 1986. Menysui Bayi dengan Baik dan Berhasil. Jakarta : PT. Gaya favorit Press : 11-12)

c Persiapan Menyusui

Semua ibu dapat mempersiapkan puting susunya untuk menyusui dengan melakukan hal-hal berikut setiap hari selama 6 minggu terakhir dari masa kehamilan.

1). Gosoklah puting susu perlahan-lahan dengan handuk yang lembut setelah mandi. Janganlah menggunakan sabun untuk mencuci puting susu dan daerah sekitarnya, karena dapat membuat puting susu itu kering dan lecet.

2). Putar-putarlah puting susu anda dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu, lalu dengan hati-hati memutarnya ke kiri dan ke kanan, kemudian dengan berangsur-angsur perbanyaknyaklah putaran puting susu itu.

3). Dengan gerakan memutar urutlah payudara anda perlahan-lahan dengan cara menekankan jari-jari dan ibu jari anda ke dada. Lakukan gerakan memutar ini di seluruh payudara, mulai dari bagian atas dan berakhir di areola. Gunakan minyak atau krim yang tidak mengandung minyak wangi untuk mengurut

4). Pakailah BH yang baik yang menyangga payudara dan tidak terlalu ketat. Janganlah memakai BH pada malam hari. Payudara anda akan bertambah besar di waktu hamil.

5). Janganlah memakai BH yang terbuat dari nylon dan plastik atau yang menggunakan karet busa.

6). Kuatkan puting susu anda dengan memakai BH khusus untuk menyusui dan membiarkan bagian depannya terbuka selama satu jam sehari (pakailah blus katun) atau dengan melubangi bagian puting susu BH itu.

7). Bersanggama dapat pula mempersiapkan payudara bagi bayi dengan cara suami merangsang puting susu, baik dengan mulut maupun dengan tangan.

8). Membiarkan payudara sejenak karena cahaya matahari dan berada di udara terbuka dapat pula mempersiapkan puting susu menyusui.

9). Janganlah memeras, menarik atau menggesek payudara anda.

10).Yakinkanlah diri anda bahwa besar atau kecilnya puting susu atau payudara tidak akan mempengaruhi kemampuan menyusui.

11).Perlu diketahui bahwa untuk payudara anda berubah karena anda hamil, bukan karena menyusui.

12).Minumlah paling sedikit 8-12 gelas air atau minuman lain setiap hari.

13).Makanlah makanan yang segar dan bergizi setiap hari, yaitu :

a). Makanan sumber protein nabati dan hewani

b). Makanan sumber hidrat arang

c). Sayuran dan buah-buahan

14).Makanlah lebih banyak dari biasanya (1-2 piring)

15).Bersihkan dan masaklah makanan dengan baik.

16).Jangan merokok, minum minuman keras atau berdiaet terlalu ketat.

17).Kurangi kopi, teh dan minuman ringan bersoda, karena dapat membuat anda dan bayi anda sukar tidur.

(Brinch Jennifer, MPR, 1986. Menyusui Bayi dengan Baik dan Berhasil. Jakarta : PT. Gaya favorit Press : 16 - 20)

d Langkah-langkah Menyusui yang Benar

1). Sebaiknya sebelum menyusui, ibu mencuci tangan terlebih dahulu.

2). Ibu dan bayi dalam keadaan santai, tenang dan nyaman.

3). Hadapkan keseluruhan tubuh bayi menghadap ke perut ibu.

4). Kepala dan tubuh bayi harus lurus.

5). Ibu sebaiknya memeluk bayi dan melihat ke arah bayi.

6). Puting harus masuk sedalam-dalamnya agar lidah bayi dapat mengurut dan menghisap dengan benar.

7). Susui bayi pada kedua payudara secara bergantian, agar ASI banyak dan lancar.

8). Bila bayi sudah kenyang dan tidak menghisap lagi, masukkan jari ibu ke mulut bayi sehingga bayi melepaskan puting.

9). Gunakan kapas yang dicelupkan dalam air hangat untuk membersihkan sekitar mulut bayi setelah menyusu.

10).Keringkan puting.

11).Sendawakan bayi setelah menyusu, yaitu dengan meletakkan bayi pada bahu ibu atau ditelungkupkan sampai bersendawa.

(IGK. Sudibia, BSc., DFSN, 2004. Diktat III Ilmu Gizi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar